Budaya Bersih SMK Mulia Cakru

Oleh : Safrizal M. Arifin (Waka Kurikulum SMK Mulia)

Budaya bersih bagi siswa

Tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran ke siswa, namun harus disertai dengan kegiatan mendidik. Justru tantangan terbesar guru adalah dalam hal mendidik siswa layaknya seperti yang dilakukan orangtua kepada anaknya. Salah satu hal yang menjadi keprihatinan kita sebagai guru adalah kurangnya perhatian dan kepedulian siswa pada lingkungan sekitarnya.

Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan sekitar tempat tinggalnya maupun lingkungan sekolah. Salah satu contoh yang sering dilakukan siswa adalah membuang sampah sembarangan. Hal ini sepertinya merupakan masalah yang klise dan selalu diulang-ulang, bahkan oleh sebagian kalangan, seolah-olah tidak menjadi masalah yang besar. Masyarakat disekitar kitapun begitu entengnya memandang masalah ini.

Sungguh sangat ironi jika seorang anak kecil yang berjalan dengan orangtuanya dan baru saja makan snack dengan entengnya membuang bungkusnya dijalan padahal disekitar tempat itu ada tong sampah, dan orangtuanya tidak berusaha membetulkannya. Budaya seperti ini akhirnya berakar sampai anak itu besar. Di sekolahpun tidak akan tumbuh rasa memiliki dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Diakui atau tidak, di sekolah-sekolah masih banyak persoalan yang terjadi seputar lingkungan sekolah. Kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah belum banyak terlihat, walaupun sudah ada sekolah-sekolah yang sudah menanamkan pada siswanya untuk peduli lingkungan pada siswanya, namun persentasenya masih sedikit.

Pada kenyataannya, siswa di Sekolah sebenarnya lebih mudah dibentuk dan diarahkan sesuai keinginan orang dewasa, maka kita sebagai guru yang mengetahui teori psikologi perkembangan anak didik akan lebih mudah membimbing dan mengarahkan siswa di sekolah, salah satunya adalah dalam pembiasaan kepedulian pada lingkungan.

Salah satu hal yang sangat sederhana dan bisa dengan mudah dilakukan oleh bapak/ibu guru SMK Mulia adalah dengan membiasakan bersih diri. Guru yang masuk ke dalam kelas mengecek kebersihan diri pada tiap siswanya dengan cara sebelum mulai pelajaran siswa diminta untuk berdiri dan melihat masing-masing pakaian yang dikenankannya, melihat teman di sampingnya, serta melihat kuku dan rambut. Jika hal ini dilakukan terus-menerus, siswa yang semula kurang rapi dan kurang bersih dalam berpenampilan akan mengikuti teman lain yang rapi dan bersih.

Tahap bersih diri ini kemudian diikuti dengan bersih lingkungan. Bersih lingkungan yang pertama dilakukan di dalam kelas. Guru akan selalu mengecek kebersihan kelas. Siswa diminta untuk mematuhi dan melaksanakan peraturan tentang piket kebersihan. Jika kebersihan didalam kelas sudah menjadi hal yang melekat pada diri siswa, maka guru mendampingi siswa untuk peduli lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan di luar kelas. Guru juga membekali siswa dengan keberanian menegur jika melihat temannya ada yang membuang sampah sembarangan. Keberanian yang dilakukan dengan santun ini juga perlu diajarkan pada siswa sejak dini, dengan harapan anak dapat menbedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Walaupun waktu kita dengan para siswa di sekolah sangat terbatas, justru kita akan mendapatkan nilai plus jika kita sebagai guru dapat menggunakan waktu kita yang sempit ini dengan melakukan hal-hal yang kecil tetapi bermakna besar dan luas. Kepedulian anak-anak kita terhadap lingkungan akan dibawa mereka sampai mereka tua nanti. Lakukanlah hal-hal kecil dan berarti dulu, sebelum kita melakukan hal yang besar.

SMK MULIA IMPIAN KITA BERSAMA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *